Sekilas.co – Keluarga almarhum Affan Kurniawan hingga kini masih memilih bertahan di rumah kontrakan sederhana mereka di Jalan Tayu Nomor 9A, Menteng, Jakarta Pusat. Meski telah memiliki rumah baru di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, keluarga ini belum sanggup meninggalkan tempat yang selama ini menjadi saksi kehidupan mereka bersama Affan.
Ayah mendiang Affan, Zulkifli, menjelaskan bahwa keputusan untuk tetap tinggal di Jakarta bukan tanpa alasan. Ia mengaku belum memiliki pekerjaan tetap yang dapat dijadikan tumpuan hidup di tempat baru. “Kalau pindah sekarang, kami belum tahu mau mulai dari mana. Saya masih berusaha mencari usaha kecil yang bisa dijalankan, tapi sampai sekarang belum menemukan lokasi yang cocok,” ujarnya dengan nada tenang namun penuh keraguan.
Rumah yang berada di kawasan Cileungsi itu sejatinya merupakan bantuan dari pemerintah sebagai bentuk simpati dan tanggung jawab negara atas peristiwa tragis yang menimpa Affan. Sebagaimana diketahui, pengemudi ojek online tersebut meninggal dunia setelah terlindas kendaraan lapis baja milik aparat kepolisian saat tengah bertugas di sekitar lokasi unjuk rasa. Kejadian itu meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi masyarakat luas yang menaruh empati atas nasib korban.
Zulkifli mengaku masih sering teringat putranya yang dikenal ramah, rajin, dan penuh tanggung jawab. “Setiap sudut rumah kontrakan ini mengingatkan kami pada Affan. Dia biasa duduk di teras sambil menunggu orderan. Rasanya berat meninggalkan tempat ini begitu saja,” tutur Zulkifli dengan mata berkaca-kaca.
Meski begitu, ia menyadari bahwa cepat atau lambat, keluarga harus menata kehidupan baru di rumah yang telah disediakan di Bogor. Zulkifli bertekad memulai kembali dari nol dan membangun masa depan keluarganya dengan usaha yang halal. Namun, keterbatasan ekonomi menjadi hambatan utama. Ia masih berjuang mencari modal dan peluang usaha agar bisa mandiri tanpa harus terus bergantung pada bantuan pihak lain.
Selain persoalan ekonomi, faktor sosial juga menjadi pertimbangan keluarga. Di Jakarta, mereka sudah memiliki lingkungan yang akrab dan saling mendukung. “Di sini banyak tetangga yang bantu, kadang kasih makanan, kasih semangat. Kalau pindah ke tempat baru, kami harus mulai lagi dari awal,” ungkapnya.
Meski berat, Zulkifli menegaskan bahwa keluarganya tidak ingin terus larut dalam kesedihan. Ia berharap kasus yang menimpa putranya bisa tetap dituntaskan sesuai aturan hukum yang berlaku, agar ada keadilan bagi keluarga korban. “Kami tidak menuntut banyak, hanya ingin kebenaran ditegakkan dan mereka yang bersalah diberi hukuman setimpal,” katanya dengan nada tegas.
Kini, di tengah keterbatasan dan kenangan yang belum sepenuhnya pudar, keluarga Affan perlahan berusaha bangkit. Zulkifli dan istri berharap bisa segera pindah ke Cileungsi setelah semua kesiapan, baik ekonomi maupun mental, benar-benar matang. “Kami ingin menjalani hidup baru di rumah itu, bukan dengan kesedihan, tapi dengan harapan baru,” ucapnya lirih.
Perjalanan keluarga Affan Kurniawan menjadi potret nyata bagaimana kehilangan, tanggung jawab, dan perjuangan hidup saling bertaut dalam kehidupan masyarakat kecil. Masih banyak persoalan yang harus mereka hadapi sebelum benar-benar menatap masa depan dengan tenang.





