Kementerian HAM Awasi Kasus Keracunan MBG

foto/istimewa

sekilas.co – Kementerian Hak Asasi Manusia angkat suara terkait peristiwa keracunan massal yang menimpa siswa setelah menyantap menu makan bergizi gratis (MBG). Hingga kini, jumlah peserta didik yang mengalami keracunan terus bertambah.

Sekretaris Jenderal Kementerian HAM, Novita Ilmaris, menyampaikan bahwa instansinya ikut memantau kasus keracunan massal akibat konsumsi MBG tersebut. “Kemarin Menteri HAM turun langsung menemui Kepala Badan Gizi Nasional,” ujar Novita, Jumat, 31 Oktober 2025.

Baca juga:

Novita menuturkan, Menteri HAM saat itu meminta penjelasan mengenai standar operasional prosedur dalam penyediaan menu MBG di sekolah-sekolah. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah terdapat masalah sistemik yang menjadi penyebab keracunan tersebut.

Menurut Novita, pendistribusian menu MBG ke sekolah-sekolah dipastikan telah mengikuti SOP yang ditetapkan oleh BGN. “Ada beberapa kebijakan baru yang dikeluarkan terkait SOP (pemberian MBG), besar kemungkinan merupakan hasil koordinasi kita tadi,” tutur Novita.

Novita menambahkan, Kementerian HAM akan terus mendukung pelaksanaan program MBG karena dianggap sejalan dengan semangat pemenuhan HAM. “Makan bergizi gratis menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam menjalankan tanggung jawabnya, yaitu pemenuhan hak atas pangan,” kata Novita kepada wartawan.

Sebelumnya, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat adanya peningkatan korban keracunan MBG. “Jumlah korban per 19 Oktober 2025 mencapai 13.168 anak,” ujar Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, dalam keterangan tertulis pada Ahad, 19 Oktober 2025.

Ubaid menjelaskan, korban terbanyak berada di Provinsi Jawa Barat dengan 549 anak, diikuti Daerah Istimewa Yogyakarta dengan 491 korban, dan Jawa Tengah dengan total 270 korban. “Selanjutnya Sumatera Utara dengan 99 korban dan Nusa Tenggara Barat 84 korban,” tambah Ubaid.

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto menyebut angka keracunan menu makan bergizi gratis masih berada dalam koridor yang manusiawi. “Kalau diambil statistik, 8.000 dari 1,4 miliar (porsi) masih dalam koridor eror yang manusiawi,” kata Prabowo saat sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, 20 Oktober 2025.

Ia juga mencatat bahwa angka keracunan hanya sekitar 0,0007 dari total porsi MBG yang dibagikan. Artinya, menurut Prabowo, 99,99 persen berhasil. “Hampir tidak ada usaha manusia yang dilakukan selama satu tahun dengan volume sebesar itu yang zero eror, zero defect. Sangat sulit,” tutur Prabowo.

Artikel Terkait