Polisi Selidiki Dugaan Bullying di Kasus Ledakan SMAN 72, 46 Siswa Sudah Diperiksa

foto/istimewa

Sekilas.co – Polda Metro Jaya mengungkap bahwa hingga kini sudah 46 siswa SMAN 72 Jakarta di Kelapa Gading yang diperiksa terkait insiden ledakan yang terjadi di area sekolah. Pemeriksaan dilakukan untuk menggali kronologi serta memastikan informasi yang beredar di lingkungan sekolah.

“Secara umum, para siswa membenarkan adanya kejadian tersebut dan memberikan keterangan mengenai apa yang mereka lihat maupun alami,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, saat dihubungi pada Senin (17/11/2025).

Baca juga:

Budi menjelaskan bahwa seluruh siswa yang diperiksa masih berstatus saksi, sehingga keterangannya diperlukan untuk memperkuat rangkaian peristiwa sebelum dan sesudah ledakan. Selain itu, penyidik juga sedang mendalami dugaan adanya perundungan yang dialami oleh pelaku, seorang siswa yang kini berstatus anak berhadapan dengan hukum (ABH).

“Status ABH sebagai korban perundungan masih kami dalami. Semua informasi tetap harus diverifikasi,” kata Budi menambahkan.

Saat ini, ABH masih menjalani perawatan intensif di RS Polri. Ia telah dipindahkan dari ruang ICU ke kamar rawat inap karena kondisi kesehatannya mulai membaik. Meski begitu, pemeriksaan terhadap ABH belum dilakukan karena masih menunggu izin dari tim medis.

Budi menyebutkan bahwa penyidik akan terus berkoordinasi dengan dokter yang merawat, Balai Pemasyarakatan (Bapas), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), serta APSIFOR, untuk memastikan proses pemeriksaan terhadap ABH dilakukan dengan pendampingan sesuai prosedur perlindungan anak. Sementara itu, ayah dan kakak ABH juga dijadwalkan kembali menjalani pemeriksaan tambahan pada pekan ini.

“Pemeriksaan terhadap ABH akan dilakukan jika dokter menyatakan kondisinya benar-benar stabil untuk dimintai keterangan,” jelas Budi.

Sebagai informasi, peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta terjadi pada Jumat (7/11) saat kegiatan salat Jumat berlangsung. Ledakan itu menyebabkan 96 orang menjadi korban dengan tingkat luka yang beragam.

Sebelumnya, Densus 88 juga telah memastikan bahwa insiden tersebut tidak terkait aksi terorisme. Pelaku berinisial ABH dipastikan tidak memiliki hubungan dengan jaringan teror global, regional, maupun domestik.

“Setelah dicek, tidak ditemukan adanya keterlibatan dalam aktivitas terorisme. Tindakan yang dilakukan ABH murni merupakan tindak kriminal umum,” jelas PPID Densus 88 Anti Teror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana, di Mapolda Metro Jaya pada Selasa (11/11).

Motif ABH masih terus ditelusuri. Hingga kini, penyidik menemukan bahwa pelaku kerap mengakses dark web dan mengonsumsi berbagai konten kekerasan, yang diduga turut memengaruhi tindakannya.

Artikel Terkait